Senin, April 16, 2012

Pengertian Dasar Rethorika

I. PENDAHULUAN

     1. Pengertian Rethorika
         Rethorika berasal dari bahasa yunani, yaitu "Rethorikha Tech", dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah ORATOR, artinya orang yang mahir berbicara dihadapan umum. Rethorika dapat juga disebut "Rethoric", artinya ilmu seni berbicara percakapan yang luas. Rethorika biasanya diidentikkan dengan Public Speaking yang pada dasarnya adalah merupakan salah satu bentuk komunikasi berupa pembicaraan yang diucapkan seseorang didepan masa mengenai masalah tertentu. Dalam batasan sederhana
 "RETHORIKA" adalah cara mengeluarkan ide atau keinginan kepada orang lain sehingga
 orang itu mau mendengarkan, mengikuti, dan melaksanakan apa yang dikemukakan itu.
     2. Rethorika dan Komunikasi
         Secara teknik Rethorika/Public Speaking adalah merupakan salah satu bentuk/bagian dari ilmu komunikasi melalui media dan komunikasi non media. Komunikasi non media (langsung antara komunikator dengan masa inilah yang kita kenal dengan Rethorika/Public Speaking). Oleh karena Rethorika merupakan salah satu teknik dalam ilmu komunikasi, maka proses yang dilalui juga menganut "Hukum Komunikasi".
    3. Ciri-Ciri Rethorika
        a. Bahwa Rethorika harus diucapkan didepan orang banyak/masa
        b. Yang menjadi topik pembicaraan itu adalah menyangkut orang banyak yang menganut masalah sosial. Dengan demikian maka public speaking jangan membicarakan masalah perorangan, kecuali jika masalah perorangan itu menyangkut kepentingan orang banyak.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

        1. Maksud Rethorika
            a. Mempunyai maksud untuk mendorong semangat.
            b. Mempunyai maksud untuk meyakinkan.
            c. Mempunyai maksud untuk memberitahukan.
            d. Mempunyai maksud untuk menanamkan kesan.
        2. Tujuan Rethorika
            Tujuan Rethorika adalah untuk mengetahui atau membangkitkan semangat animo orang banyak terhadap sesuatu aktivitas sebagaimana yang di uratkan dalam Rethorika.

III. PEMBAGIAN RETHORIKA

          1. Political Rethorika (Pidato Ideologi). Suatu pidato yang ditujukan atau dimaksud untuk mencapai tujuan politik atau ideologi.
          2. Ceremonial Rethorika (Pidato Upacara). Suatu pidato resmi disampaikan pada upacara resmi, misalnya: Pembukaan PON, Pelantikan Gubernur, Upacara Bendera, Peringatan Hari-Hari Besar Nasional.
          3. Commercial Rethorika (Pidato Komersial). Pidato komersial adalah pidato yang ditujukan/bertujuan untuk semata-mata mencari keuntungan (promosi).
          4. Judical Rethorika (Pidato Pengadilan). Pidato pengadilan adalah pidato dimana lebih bersifat mempertahankan pendapat/tuntutan dan pembelaan.

IV. TEKNIK-TEKNIK RETHORIKA

          1. Persiapan konsep yang mantap.
              Sebelum mengucapkan pidato, terlebih dahulu kita menyusun konsep pidato. Dan kalau belum terbiasa dihadapan umum maka sebaiknya berlatih dari rumah. Konsep ini tentunya dengan judul dan latar belakang peserta.
          2. Memahami kondisi maupun forum.
              Sebelum kita memulai ataupun setelah berlangsung beberapa saat, maka kita harus cepat memahami situasi forum. Apakah mereka itu ada perhatian atau tidak. Biasanya kalau peserta mendengar (massa) itu antusias maka orang yang menyampaikan pidato akan bertambah semangat, dampak akan membawa suasana lebih bergairah.
          3. Percaya akan kemampuan diri sendiri.
              Pada saat kita memulai pidato, ataupun pada waktu kita menuju mimbar, kita harus menguatkan serta percaya akan kemampuan diri sendiri,(sebaiknya berdoalah terlebih dahulu menurut agama kita kepada Tuhan), agar kita diberikan kekuatan dan ketenangan. Percaya akan kemampuan diri sendiri, maksudnya agar kita tenang menghadapinya.
          4. Kostum yang rapi dan bersih.
              Pakaian yang rapi dan bersih selain menambah kewibawaan berpidato juga akan mempengaruhi suasana dari publik. Pakaian yang kurang rapi dan bersih akan mengundang kurang simpati akan menimbulkan kurang serasi. Demikian juga bukan maksudnya pakaian yang mahal dan berlebihan, cukup yang bersih, rapi, dan sederhana.
          5. Bahasa yang hidup dan berirama.
              Dalam menyampaikan pidato kita harus memilih kata-kata yang dapat menghidupkan suasana jangan terlalu monoton. Penyampaian pidato secara monoton akan dapat membuat suasana yang membosankan. Demikian juga tekanan suara yang berirama, agar dapat menciptakan kesegaran pendengar.
          6. Selingan.
              Terlebih-lebih kalau menyampaikan pidato kampanye apalagi di lapangan terbuka maka disela-sela pidato adakan pula selingan misalnya, sajak, bernyanyi, yang isinya sangat relevan dengan judul pidato.
          7. Isi.
              Isi pidato harus sesuai dengan judul dan bentuk pertemuan. Maka setiap pembicaraan dalam sesuatu pertemuan harus menguasai materi yang disampaikan.
         8. Perhatian tanggapan hadirin/massa.
             Setelah kita beberapa saat menyampaikan pidato, maka kita harus memperhatikan tanggapan peserta/hadirin. Apakah mereka antusias atau tidak. Kalau sekiranya hadirin sudah gelisah dan kurang berminat untuk mendengarkan lagi, maka sebaiknya diakhiri sajalah pidato kita. Ini bisa saja terjadi karena acara demi acara sudah terlalu padat, atau situasi lingkungan yang tidak mendukung.
         9. Usahakan diakhiri dengan kesan.
             Dalam mengakhiri pidato, maka kita harus berusaha dengan kesan, sehingga setelah hadirin bubar dari pertemuan, apa yang kita sajikan dalam pidato tetap menjadi pembicaraan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar